Sulit Tidur Alias Insomnia

Apakah anda termasuk orang yang sering kesulitan untuk tidur malam ? Susah tidur malam memang sangat tidak mengenakkan. Apalagi jika besok hari kita sudah ditunggu dengan jadwal-jadwal penting yang mengharuskan kita untuk hadir.



Insomnia adalah salah satu masalah yang banyak dialami oleh manusia modern. Para Pakar mengatakan insomnia meliputi beberapa hal yakni sulit untuk tidur, sering terbangun atau bangun tidur terlalu pagi.

dr Astuti, SpS(K), dari Klinik Tidur Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada - RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, sebagaimana ditulis health.detik.com menjelaskan ada tiga kategori insomnia yang mungkin dialami pasien. Pertama adalah insomnia jangka pendek, insomnia intermittent dan insomnia jangka panjang.

"Insomnia jangka pendek dan insomnia intermittent (hilang-timbul) itu masuknya insomnia akut. Kalau insomnia jangka panjang termasuknya insomnia kronis," tutur dr Astuti.

Menurut keterangan dr Astuti, insomnia akut umumnya disebabkan oleh tingkat stres yang tinggi, lingkungan sekitar yang mengganggu tidur serta perubahan lingkungan yang drastis. Perubahan lingkungan drastis ini mencakup jet lag, bepergian ke luar kota atau perubahan temperatur yang ekstrem.

Sementara, insomnia kronis biasanya telah berlangsung beberapa lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut antara lain kesehatan fisik, kondisi jiwa serta gaya hidup.

Saya pernah dan rasanya memang tidak nyaman sekali. Pagi harinya kita tidak bisa beraktifitas maksimal dan merasa badan ini ada yang salah. Walaupun hanya sehari saya merasakan tidak bisa tidur, namun perasaan tersebut sangat menyiksa. Tidak heran saya sangat memahami penderitaan para pasien yang mengeluh sulit tidur bahkan hampir berminggu-minggu lamanya.

"Kalau insomnia akut biasanya tidak perlu diobati sudah bisa hilang. Sementara insomnia kronis membutuhkan pengobatan oleh tim dokter untuk dicari penyebabnya apa dan tindakan apa yang dilakukan," tutur dr Astuti.

Hubungan Insomnia dan Serangan Panik


Sulit tidur walapun kesannya sepele namun jika tidak ditangani bisa menyebabkan kualitas hidup menurun dan memperburuk kondisi gangguan jiwa atau masalah kejiwaan yang dialami.

Dokter Andri Psikiater menceritakan dalam prakteknya sehari-hari menemukan fakta seringkali insomnia merupakan pertanda adanya suatu kondisi gangguan kejiwaan yang mendasarinya.

Umumnya sulit tidur tidak berdiri sendiri namun merupakan sebagai suatu gangguan yang tanpa disertai gangguan kejiwaan. Biasanya orang yang mengeluh sulit tidur juga turut mengalami gangguan kejiwaan seperti Serangan Panik, Gangguan Kecemasan, Gangguan Depresi, Demensia dan Gangguan Psikotik (paling banyak Skizofrenia).

Mereka yang mengalami gangguan kecemasan, biasanya sering kesulitan untuk memulai tidur, meskipun dalam kondisi sudah mengantuk sekalipun. Rasanya sangat sulit untuk memasuki alam tidur karena pikiran yang terus liar kesana kemari tak menentu. Jika berhasil tidur pun biasanya tidak begitu nyenyak dan akan mudah bangun kembali meski hanya karena mendengar suara kecil dan sulit untuk tidur kembali.

Pada pasien yang mengalami gangguan depresi termasuk di dalamnya adalah gangguan penyesuaian bisa mengalami kesulitan dalam mempertahankan tidur. Orang depresi biasanya akan lebih cepat bangun di pagi hari. Ada pula yang merasa mengantuk hampir sepanjang hari dan tidak ada gairah, namun jika ditidurkan tidak bisa.

Pasien demensia ataupun orang lanjut usia yang sudah mulai mengalami kepikunan, Kesulitan Tidur sering juga dialami. Ini terkait dengan fungsi reseptor melatonin yang sudah berkurang jumlah dan sensitifitasnya sehingga orang tua banyak yang mengalami kesulitan tidur.

Sulit Tidur Pada Kondisi Fisik

Selain kondisi tidur akibat gangguan jiwa, beberapa penyakit juga sering dihubungkan dengan kesulitan tidur terutama sekali pada pasien-pasien yang mengalami gangguan paru-paru. Tidak heran orang yang mengalami gangguan paru-paru seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang bernapas pun sulit sering mengalami gangguan ini. Pasien dengan gangguan Asma juga sering mengalami hal ini. Selain itu pasien dengan gangguan berkemih yang biasanya pada pasien gangguan Prostat juga sering sulit tidur karena terganggu perasaan ingin kencing. Ada juga pasien kencing manis yang sering mengalami hal ini. Untuk itu kondisi medis fisik seperti ini juga perlu mendapatkan perhatian.

Pengobatan
Untuk mengatasi gangguan tidur, seseorang pertama kali perlu menganalisis apakah kesehatan tidurnya sudah baik. Hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan tidur antara lain :
1. Tidur pada jam yang relatif sama setiap malamnya
2. Tidak berolahraga berat sebelum tidur
3. Tidak memakan makanan atau minuman yang mengandung kafein (kopi, teh, coklat) sebelum berangkat waktu tidur.
4. Menggunakan pakaian yang bersih
5. Kebersihan tempat tidur dijaga.
6. Tidak membawa barang-barang seperti BB, Handphone atau Laptop/IPad ke ranjang sehingga tidak mengganggu konsentrasi untuk tidur.

Jika hal tersebut sudah dilaksanakan tetapi masih sulit tidur maka ada baiknya memulai pengobatan dengan hal yang paling ringan dulu yaitu dengan menggunakan suplementasi Melatonin. Jika masih sulit tidur juga baru menggunakan obat golongan yang sama dengan Melatonin tapi daya aktiftasnya lebih kuat yaitu Ramelteon.

Jika penggunaan obat ini masih kurang bisa memberikan efek yang baik untuk kualitas tidur maka bisa diberikan obat golongan non-benzodiazepine (bukan obat penenang) yaitu Zolpidem (merek dagang Zolmia dan Stilnox). Penggunaan obat anticemas golongan benzodiazepine seperti Alprazolam dan Nitrazepam tidak disarankan karena dapat menimbulkan ketergantungan dan reaksi putus zat yang tidak nyaman. Pilihlah obat anti insomnia yang dosisnya kecil dan efektifitas baik namun cepat dikeluarkan dari tubuh. Pilihannya adalah Lorazepam dan Clonazepam.

Yang harus selalu diingat adalah bahwa pemakaian obat-obatan tersebut di atas haruslah sesuai dengan petunjuk dokter dan diawasi oleh dokter pemberiannya. Semoga bermanfaat. (and)

0 Response to "Sulit Tidur Alias Insomnia"

Posting Komentar