Hipokondria, Rasa Khawatir Berlebihan pada Penyakit


Siapapun pasti pernah merasa khawatir terkena penyakit berat. Itu wajar dan manusiawi.

Tapi apa jadinya jika rasa khawatir ini terjadi secara terus menerus dan berulang setiap harinya, dan bahkan menjadi beban pikiran? Itulah yang disebut dengan Hipokondria.

Hipokondria adalah suatu gangguan psikologi dimana penderitanya kerap mengalami ketakutan dan rasa khawatir yang luar biasa terhadap suatu penyakit yang dideritanya atau suatu gejala yang ia curigai sebagai awal penyakit berat, meskipun medis sudah menyatakan ia sehat-sehat saja.

Akibatnya pikiran penderita akan terus disibukkan dengan rasa takut mengalami penyakit serius, walau sebenarnya penyakit itu tak ada.

Contoh-Contoh orang terkena Hipokondria :

Orang normal jika batuk akan menganggap sedang batuk biasa saja, tanpa terlalu dipikirkan. Tapi berbeda dengan penderita Hipokondria, jika batuk ia akan berpikir bahwa batuk tersebut merupakan gejala awal dari penyakit sangat berat seperti terkena TBC, atau bahkan kanker paru.

Orang normal jika mengalami sakit kepala mungkin akan bereaksi biasa saja, tapi untuk penderita Hipokondria menganggap itu merupakan gejala awal dari kanker otak.

Ringkasnya para penderita hipokondria selalu menyikapi setiap gejala 'tak biasa' yang terjadi ditubuhnya dengan reaksi berlebihan penuh kecurigaan bahwa itu merupakan suatu gejala awal dari penyakit parah bahkan penyakit mematikan.

Beberapa tanda seseorang mengalami Hipokondria

1. Sangat sensitif terhadap tubuh sendiri
Orang dengan hipokondria akan sangat sensitif dan menaruh perhatian lebih terhadap kondisi tubuhnya sendiri, seperti sangat rajin mengecek denyut jantungnya, sering menekan-nekan bagian tubuh yang dianggapnya tidak wajar, sering mengamati tubuhnya didepan cermin, dan sebagainya.

2. Selalu mencurigai kemungkinan terburuk
Barangkali semua orang pernah merasakan sakit kepala ringan atau sakit kepala biasa yang tidak begitu dipikirkan. Nah, bagi orang dengan hipokondria, rasa sakit kepala yang ringan itu akan dibayangkan suatu gejala awal penyakit serius, seperti migrain atau tumor otak. Pikiran tersebut akan membuatnya selalu merasa ketakutan dan khawatir berlebihan.

3. Selalu mendatangi Dokter
Kecemasan seorang penderita hipokondria ini tidak sebatas hanya meyakininya saja, tetapi diikuti dengan tindakan pemeriksaan medis kepada dokter. Umumnya mereka tidak hanya mendatangi satu dokter namun banyak dokter. Baginya dokter adalah nomor satu. Ketika gajian hal pertama kali dipikirkannya adalah dokter. Meski pada akhirnya ia sendiri akan membantah atau meragukan hasil dokter tersebut, meski sebenarnya sudah sangat akurat. Tidak jarang pula mereka mendebat dokter karena menganggap analisa dokter terhadap dirinya keliru. Selanjutnya dia akan mengunjungi dokter lain atau bahkan dukun dan orang pintar, yang dianggapnya lebih memahami, dan begitulah seterusnya.

4. Jika ada berita tentang kematian, selalu dikait-kaitkan dengan dirinya
Orang dengan Hipokondria sangat tanggap dengan berita-berita tentang kematian. Misalnya berita tentang kematian artis, kematian tetangga atau orang-orang yang dikenalnya. Orang dengan Hipokondria akan menaruh perhatian lebih terhadap penyebab kematian tersebut. Parahnya lagi ia merasa curiga sedang mengalami penyakit yang serupa.

Dampak penderita Hipokondria

1. Tidak fokus lagi terhadap sekeliling
Pikiran para penderita Hipokondria selalu tersibukkan dengan kecurigaan terhadap penyakit pada dirinya, meski sebenarnya tidak terjadi apa-apa, orang dengan hipokondria menjadi tidak lagi fokus terhadap kejadian sekeliling.

2. Tidak lagi fokus dengan pekerjaan
Para penderita tidak lagi fokus terhadap kejadian sekeliling, termasuk lingkungan sosial maupun pekerjaan. Ia lebih 'asyik' melewati harinya dengan mendatangi dokter, membaca tulisan yang berkaitan dengan penyakit, mencari-cari gejala penyakit didalam tubuhnya sendiri, seperti memencet, meresapi, membayangkan, dan sebagainya dibanding menyelesaikan urusan kantornya. Akibatnya mungkin saja akan dimarahi atasan atau bahkan berujung kepada pemecatan.

3. Mengeluarkan uang banyak
Karena belanja dokter tiada henti tentu saja akan menguras keuangan penderita. Apalagi gejala yang dirasakan selalu berpindah-pindah. Kadang dikepala, ditangan, dikaki, didada, dilambung, dipinggang dan sebagainya. Bayangkan berapa banyak dokter yang harus didatangi.

4. Susah tidur malam
Karena terlalu mengkhawatirkan penyakit yang dicurigai sedang menimpanya, orang dengan hipokondria akan kesulitan tidur malam. Bahkan jika sudah berhasil tidurpun tidak begitu nyenyak.

5. Menurunnya hubungan sosial
Penderita tidak lagi tanggap dengan keadaan sekeliling, termasuk dengan keluarga dan teman. Jika sedang ngobrol para penderita kerap tidak fokus dengan pembicaraan temannya meski ia ada disebelahnya.

6. Menurunnya semangat dan kepercayaan diri
Jika sebelumnya para penderita mungkin adalah orang yang penuh semangat, enerjik, selalu aktif dan optimis dengan segala cita-cita dan masa depan, namun ketika Hipokondria menyerang semua itu seakan sirna. Semangat menjadi menurun, prestasi menurun, menjadi pesimistis, tidak percaya diri dan sebagainya.

Hal-hal yang harus dilakukan penderita Hipokondria

1. Jangan terlalu sering melakukan browsing tentang kesehatan
Boleh browsing tapi jangan keseringan. Alih-alih ingin mengetahui tentang penyakit namun browsing info tentang kesehatan diinternet justru bisa menjadi pemicu utama yang memperparah hipokondria. Apalagi keakuratan tulisan diinternet tidak begitu menjamin karena siapapun bisa menulis diinternet.

2. Jangan terlalu sering membaca atau menonton berita tentang kriminalitas.
Berita pembunuhan, pencurian, perampokan, pemerkosan dan sebagainya sebaiknya jangan dulu ditonton sebelum sembuh.

3. Selalu berpikiran positif
Yakinkan bahwa diri sedang baik-baik saja. Apa yang dikhawatirkan itu sebenarnya tidak ada. Apalagi jika sudah diberi keterangan oleh dokter. Jangan merasa pintar sendiri.

4. Selalu berdoa
Selalu berdoa kepada Tuhan agar diri baik-baik saja, karena itu akan membuat perasaan menjadi lebih tenang.

Langkah pengobatan untuk hipokondria

Karena Hipokondria merupakan jenis gangguan kejiwaan (bukan gila) maka langkah yang sangat tepat dilakukan adalah menemui psikiater. Boleh juga mencoba pengobatan alternatif.

0 Response to "Hipokondria, Rasa Khawatir Berlebihan pada Penyakit"

Posting Komentar